Bonjour!
ʟᴀʏᴏᴜᴛ ʙʏ © ᴍ ᴏ ᴄ ʜ ᴀ
The layout was made specially for me.
All links open in a new tab.

 Gerakan 30 September PKI


Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah partai komunis terbesar di Indonesia, bahkan di seluruh dunia, di luar Tiongkok dan Uni Soviet. PKI sempat terpuruk dikarenakan peristiwa Pemberontakan PKI Madiun pada tahun 1948. Tetapi bangkit kembali semenjak D. N. Aidit menjadi ketua PKI. Sampailah PKI menjadi lima parpol teratas yang memenangkan pemilu tahun 1955 dan memiliki lebih dari 20 juta anggota dan pendukung.


Pada Juli 1959, Soekarno mengeluarkan dekritnya yang menjadikan sistem “demokrasi liberal” dibubarkan, dan digantikan dengan “demokrasi terpimpin”.  Dan ini disambut hangat oleh PKI (Partai Komunis Indonesia) dikarenakan ideologi yang digunakan Soekarno kala itu, yaitu NASAKOM (Nasionalisme, Agama (Islam), dan Komunisme). Ditambah lagi dengan hubungan Soekarno dengan PKI semakin erat semenjak pecahnya dwitunggal Soekarno-Hatta, yang menjadikan D. N. Aidit sebagai ketua panitia perumusan Garis Besar Haluan Negara. Dengan dijadikannya D. N. Aidit sebagai ketua, maka ia akan memasukkan misi-misi PKI ke GBHN dengan mudah.

Kedudukan PKI semakin kuat dan dekat dengan Soekarno semenjak terjadinya peristiwa “Ganyang Malaysia”. Federasi Malaysia telah membuat Soekarno murka karena Malaysia telah menghina Indonesia dan Presidennya. Lalu, Soekarno memerintahkan Angkatan Darat untuk meng-ganyang Malaysia. Tetapi Angkatan Darat melakukannya ‘setengah hati’. Itu membuat Soekarno merasa terkhianati dan kecewa, dan PKI memanfaatkan momen ini dan tampil menggelorakan “Ganyang Malaysia” dengan baik dan mengambil simpati Soekarno.

Saat itu, terjadi persaingan PKI dan Angkatan Darat dikarenakan perbedaan ideologi dan kepentingan. PKI ingin menjadikan Indonesia sebagai negara komunis, sedangkan Angkatan Darat tetap ingin mempertahankan ideologi Indonesia, yaitu pancasila. 

PKI mulai melancarkan berbagai aksi-aksinya di beberapa daerah. Mulai dari menghasut golongan buruh dan tani untuk mengambil alih tanah (PKI memiliki propaganda yang menyatakan bahwa petani berhak atas setiap tanah, tidak peduli tanah siapapun, artinya tanah milik negara sama dengan milik bersama). Lalu melakukan pengancaman dan berbagai tindak kekerasan terhadap individu dan kelompok sasaran untuk menciptakan suasana penuh pertentangan. Pada bulan Januari 1965, PKI memberi gagasan untuk membentuk Angkatan Kelima, yang terdiri dari buruh dan tani yang dipersenjatai untuk membentuk kekuatan militer PKI. 

PKI dan Angkatan Darat saling memfitnah satu sama lain. PKI menyebarkan desas-desus berdasarkan Dokumen Gilchrist yang isinya kudeta yang akan dilakukan Angkatan Darat dengan bantuan Blok Barat (khususnya Amerika Serikat). Tetapi Angkatan Darat membantah berita itu dan menuduh PKI yang akan melakukan kudeta.
Lalu, muncul isu yang mengatakan bahwa Soekarno sedang sakit keras.  Hal ini menyebabkan kasak-kusuk dan isu perebutan kekuasaan apabila Soekarno meninggal meningkat. 


PKI menganggap TNI – AD sebagai penghambat untuk menjadikan Indonesia sebagai negara komunis. Maka, pada tanggal 1 Oktober 1965 dini hari, PKI menculik dan membunuh enam perwira tinggi Angkatan Darat yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Untung. Dan setelah peristiwa itu, Mayjen Soeharto yang dulunya adalah Panglima Komando Strategi Angkatan Darat melakukan penumpasan terhadap PKI. Ia mengerahkan dua kekuatan dikerahkan dalam operasi penumpasan G 30 S/PKI, yaitu: Resimen Pada Komando Angkatan Darat (RPKAD), dan Batalyon 328/Pada Kujang/Siliwangi.

Berikut korban jiwa akibat Gerakan 30 September:
Letjen TNI Ahmad Yani (Menteri/Panglima Angkatan Darat/Kepala Staf Komando Operasi Tertinggi)
Mayjen TNI Raden Suprapto (Deputi II Menteri/Panglima AD bidang Administrasi)
Mayjen TNI Mas Tirtodarmo Haryono (Deputi III Menteri/Panglima AD bidang Perencanaan dan Pembinaan)
Mayjen TNI Siswondo Parman (Asisten I Menteri/Panglima AD bidang Intelijen)
Brigjen TNI Donald Isaac Panjaitan (Asisten IV Menteri/Panglima AD bidang Logistik)
Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo (Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal Angkatan Darat)

Jenderal TNI Abdul Harris Nasution yang seharusnya menjadi sasaran utama, selamat dari upaya pembunuhan tersebut. Sebaliknya, putrinya Ade Irma Suryani Nasution dan ajudannya, Lettu CZI Pierre Andreas Tendean yang masih menjadi perwira pertama militer tewas dalam usaha pembunuhan tersebut.

Para korban tersebut kemudian dibuang ke suatu lokasi di Lubang Buaya (Pondok Gede, Jakarta) dan ditemukan pada tanggal 3 Oktober.

Selain itu beberapa orang lainnya juga turut menjadi korban:
Bripka Karel Satsuit Tubun (Pengawal kediaman resmi Wakil Perdana Menteri II dr.J.Leimena)
Kolonel Katamso Darmokusumo (Komandan Korem 072/Pamungkas, Yogyakarta)
Letkol Sugiyono Mangunwiyoto (Kepala Staf Korem 072/Pamungkas, Yogyakarta)


Peristiwa ini banyak sekali meninggalkan bekas luka bagi rakyat Indonesia dari banyak sisi. Ideologi negara yang masih belum dan jauh dari kata mapan. Ketidakstabilan kondisi politik Indonesia yang berbanding lurus dengan kondisi ekonomi. Tingginya inflasi yang diikuti dengan kenaikan harga barang-barang yang sangat signifikan. Demonstrasi yang terjadi secara besar-besaran dan diikuti dengan keluarnya surat perintah Supersemar. Dan, naiknya Soeharto sebagai presiden Indonesia ke-2.


Kesimpulan

PKI tidak bisa dianggap sepenuhnya dalang dari peristiwa ini, karena sebenarnya banyak yang berperan dalam peristiwa ini. Dan, sampai sekarang dalang dari peristiwa ini yang sebenarnya masih belum terungkap. Dari beberapa informasi yang saya dapatkan, pasukan PKI saat itu hanya diperintahkan untuk menculik para perwira tersebut, bukan membunuhnya. Jika demikian, berarti terjadi miscommunication. Dan ada kejanggalan, yaitu Soeharto yang saat itu memiliki posisi tertinggi kedua setelah Ahmad Yani, tidak menjadi sasaran. Padahal seharusnya ia juga menjadi sasaran, karena pangkatnya yang cukup tinggi. Soeharto justru malah menjadi orang yang sangat berperan dalam penumpasan PKI. Dengan demikian, apakah bisa disimpulkan bahwa Soeharto-lah dalangnya?
Tidak tahu pasti. Yang jelas tidak menutup kemungkinan akan terkuaknya fakta-fakta mengejutkan tentang peristiwa ini.

Referensi:
http://www.academia.edu/4899882/GERAKAN_30_SEPTEMBER_1965_PKI
http://www.artikelsiana.com/2014/09/dampak-peristiwa-g30spki-Politik-Ekonomi.html
Wikipedia
lavienue.blogspot.com ^^
"Gerakan 30 September PKI" was Posted On: Minggu, 27 September 2015 @07.43 | 0 lovely comments

« Older posts

Copyrighted © TeaCakeHouse. All rights reserved. Thank you.
View with Google Chrome in a 1280 x 800 SR. Inspired by Kaith, Images from Cursor from Images from

ʟᴀʏᴏᴜᴛ ʙʏ © ᴍ ᴏ ᴄ ʜ ᴀ